3 Langkah Praktis Mewujudkan Ide Cemerlang Anda Menjadi Pundi-Pundi Uang

Bisnis internet itu intinya cuma satu, segera bertindak! Apapun ilmu yang anda dapat, berapapun ilmu yang anda pelajari, tidak ada ada gunanya kalau tidak segera dipraktekkan!

Langkah pertama anda akan menentukan sejauh mana keberhasilan anda. Anda pasti pernah nonton MOTO GP atau Formula 1. Valentino Rossi dan Schumacher tidak akan bisa jadi juara kalau mereka tidak melakukan start yang bagus. Artinya, kecepatan langkah pertama sangat menentukan kesuksesan yang mereka raih. Begitu juga dalam dunia bisnis. Siapa cepat dia dapat! Maksud saya, kecepatan anda dalam merintis bisnis akan memberi nilai tambah yang lumayan untuk kesuksesan anda.

Menjadi pelopor itu lebih baik daripada pengekor. Ya, karena produk pelopor inilah yang akan terus diingat orang. Nah, sekarang ide apa yang ada di kepala anda? Apa rencana untuk bisnis anda ke depan? Segera wujudkan! Segera eksekusi!

Banyak orang berbondong-bondong terjun di bisnis internet. Banyak orang menginvestasikan waktu dan tenaga mereka di depan monitor komputer. Tapi, tidak banyak yang bisa berhasil gemilang. Kenapa? Karena jarang ada yang bisa mengawal ide bisnis sampai ke puncak sukses. Kita terlalu lambat melangkah dan terlalu banyak berpikir. Padahal pada dasarnya, kita cuma learning by doing. Belajar sambil bekerja. Benar, sambil terus belajar kita juga harus mengerjakan apa yang sudah dipelajari. Dengan begitu, apapun ide yang anda telurkan bisa segera dierami dan menetas sempurna.

Bagaimana dengan anda? read more

News

BRI Targetkan Kredit Sektor Komoditas Tumbuh 17,64% Tahun Depan

(Vibiznews – Banking) – Bank BRI (BRI) optimis pada tahun depan kredit sektor komoditas pada tahun depan akan meingkat Rp 300 Milyar atau naik 17,64% dari target tahun ini yang sebesar Rp 1,7 Trilyun. Hal ini karena BRI memprediksi harga komoditas akan berbalik naik pada tahun depan. Selain itu NPL kredit sektor komoditas yang masih kecil yaitu dibawah 3% membuat ruang melakukan ekspansi masih terbuka.

BRI sendiri dikabarkan tahun depan akan mengakuisisi Bank Bukopin menunggu kondisi pasar membaik. BRI pada September lalu sempat mengeluarkan wacana bahwa saat ini perseroan sedang melakukan penjajakan mengenai akuisisi 30% saham Bank Bukopin dalam rangka mewujudkan ekspansi anorganik BBRI.

Menurut analisis Divisi Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting memperkirakan sebagian besar saham Bukopin yang akan diakuisisi BRI adalah saham Bukopin yang dimiliki oleh pemerintah. Sebanyak 18,19% saham Bukopin saat ini dipegang oleh pemerintah dan pemerintah sendiri memang berencana akan menjual saham Bukopin tersebut.

Vibiz Research melihat kinerja BRI hingga kuartal 3 ini masih baik dan kokoh ditengah likuiditas yang sedang ketat. BRI hingga kuartal 3 tahun ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4,238 Trilyun atau naik 17,13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 3,618 Trilyun.

Naiknya pendapatan bunga bersih menjadi pendorong utama kenaikan laba perseroan. Hingga september ini pendapatan bunga bersih perseroan mencapai Rp 14,70 Trilyun atau naik 18,69% secara year on year. Naiknya pendapatan bunga ini didorong oleh ekspansi kredit yang dilakukan perseroan. (CH)


Ref : Banking



Dana Pihak Ketiga BCA Tembus Rp 200 Trilyun

(Vibiznews – Banking) – Bank BCA mengumumkan bahwa saat ini perseroan telah berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) menembus level Rp 200 Trilyun. Hal ini ditopang oleh meningkatnya jumlah nasabah ritel BCA walaupun saat ini situasi pasar masih dihantui krisis global dan ketatnya likuiditas.

BCA sendiri optimis hingga akhir tahun ini perseroan akan membukukan DPK sebesar Rp 207 Trilyun dengan terus meningkatkan jumlah nasabah ritelnya. Besarnya jaringan dan bagusnya pelayanan BCA khususnya dalam hal melakukan transaksi keuangan membuat nabah ritel BCA terus meningkat.

Analisis yang dilakukan Divisi Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat kinerja BCA masih kokoh hingga September tahun ini walaupun ada ancaman krisis global saat ini. BCA hingga kuartal 3 tahun ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4 Trilyun atau naik 19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 3,36 Trilyun. Naiknya laba bersih ini didorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih.

Pendapatan bunga bersih perseroan hingga kuartal 3 tahun ini mencapai Rp 8,533 Trilyun atau naik 20,6% secara year on year. Hal ini tak lepas dari keberhasilan perseroan meningkatkan portofolio kredit menjadi Rp 105,5 Trilyun atau naik 53,5% secara year on year.

Selain itu BCA hingga kuartal 3 ini juga berhasil menjaga kesehatan kinerja kreditnya dengan rasio kredit macet (NPL) yang turun. NPL gross turun menjadi 0,6% dari posisi sebelumnya yang sebesar 1,1%. Lalu NPL netto juga menurun menjadi 0,1% dari posisi sebelumnya di level 0,2%. Selain itu coverage ratio juga meningkat dari 222% menjadi 351%. Hal ini menunjukkan tingkat kehati-hatian BCA yang terus meningkat. (CH)


Ref : Banking



LPS Minta Bank Century Kembali Sehatkan Likuiditas Dalam Jangka Pendek

(Vibiznews – Banking) – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meminta kepada bank Century agar menyehatkan kembali likuiditasnya dalam jangka pendek. Semantara dalam jangka menengah LPS meminta Bank Century menaikkan rasio kecukupan modalnya yang diukur lewat CAR (Capital Adequacy ratio). Lalu selanjutnya dalam jangka panjang LPS meminta perseroan mengembalikan kepercayaannya di publik.

LPS sendiri pada jumat lalu mengambil alih Bank Century guna memberikan keamanan bagi nasabah Bank Century. Hal ini karena akuisisi Bank Sinarmas terhadap Bank Century akan memakan waktu yang cukup lama. Sehingga sementara Bank Century diambil alih oleh pemerintah. Guna tetap menjaga likuiditas Bank maka LPS membatasi penarikan dana di Bank Century sebesar maksimal Rp 50 juta per hari.

LPS sendiri menghimbau agar masyarakat tidak perlu panik. Hal ini karena dana masyarakat diperbankan dijamin oleh pemerintah maksimal sebesar Rp 2 Milyar. Dengan diambil alihnya Bank Century , hal ini membuat sentiment negative di bursa Indonesia selama 2 hari terakhir. Hal ini karena investor semakin khawatir bahwa krisis keuangan global mulai menular ke sektor keuangan nasional.

Analisis Divisi Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting menilai sebaiknya pemerintah menaikkan kembali penjaminan. Hal ini karena negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia telah melakukan penjaminan penuh (blanket guarantee). Hal ini karena dihawatirkan dana –dana dari orang kaya yang memiliki tabungan Rp 2 Milyar akan melarikan dananya ke luar negeri misalnya ke Singapura dan Malaysia. Apalagi menabung di Indonesia semakin tidak menarik karena Rupiah yang terus melemah.

Hal ini juga akan berdampak pada kembali melemahnya Rupiah. Hal ini karena dengan adanya pelarian dana maka permintaan akan valas semakin meningkat. Hal ini tentunya akan menekan Rupiah kembali. (CH)


Ref : Banking

Powered by Blogger