BI Tambah Uang Kertas dan Logam di 2011 Rp 177 Triliun

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kebutuhan uang nasional yang tertuang dalam Rencana Kebutuhan Uang (RKU) tahun 2011 mencapai Rp 177,7 triliun.

Kebutuhan uang tahun ini meningkat 22,4% dari tahun 2010 yang hanya sekitar Rp 145,2 triliun. RKU itu juga sudah memperkirakan lonjakan kebutuhan uang memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri sebesar Rp 61,36 triliun.

Demikian disampaikan oleh Kepala Biro Direktorat Pengedaran Uang Bank Indonesia, Eko Yulianto di Jakarta, Kamis (25/8/2011).

"Kantor Pusat BI maupun Kantor Bank Indonesia (KBI) di berbagai daerah. Dalam penyusunan RKU, ada beragam aspek yang menjadi bahan pertimbangan seperti uang masuk (inflow) dan keluar (outflow) baik di Kantor Pusat BI maupun KBI, posisi kas yang tersedia waktu itu, jumlah uang yang dimusnahkan, kas minimum yang harus tersedia, dan kondisi ekonomi dan geografis masing-masing daerah. RKU untuk tahun 2011, diperkirakan Rp177,7 triliun," ungkap Eko.

Dijelaskan Eko, faktor inflow dan outflow uang adalah cermin pergerakan permintaan akan uang kartal yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi daerah, angka inflasi, perbandingan jumlah kredit dan dana pihak ketiga di perbankan, faktor musiman hingga sosial budaya.

"Ambil contoh arus inflow-outflow uang tahun 2010. Arus inflow uang ke kasanah BI sebesar Rp 211,0 triliun, sedangkan arus outflow Rp 247,3 triliun atau terjadi net outflow sebesar Rp 36,3 triliun. Itu maknanya, ada penambahan kebutuhan uang di masyarakat yang dipicu oleh perekonomian nasional yang semakin bergairah dan pola kebiasaan masyarakat yang masih doyan menggunakan uang kartal seperti halnya tahun 2011," paparnya.

Namun kebutuhan uang tersebut tidak semua dipesan untuk dicetak. Direktorat Pengedaran Uang (DPU) BI menetapkan Rencana Cetak Uang (RCU) untuk tahun 2011 hanya sebanyak Rp 137,07 triliun. Uang itu terdiri atas uang pecahan besar (UPB) Rp 119,73 triliun, uang pecahan kecil (UPK) Rp 17,29 triliun dan uang pecahan logam (UL) Rp 0,05 triliun. Uang inilah yang nantinya diglontorkan ke masyarakat melalui Kantor Bank Indonesia di berbagai daerah.

Masyarakat Jakarta Tukar Uang Rp 17,3 Triliun

Bank Indonesia juga mengungkapkan hingga pekan terakhir jelang lebaran 2011, pihaknya telah menyalurkan uang hingga Rp 17,3 triliun khusus di wilayah Jakarta. Angka ini sudah mendekati apa yang ditargetkan BI sepanjang tahun ini Rp 17,9 triliun.

Demikian disampaikan Deputi Direktur Pengedaran Uang BI, Adnan Djuada, saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (25/8/2011).

"Yang di Jakarta, sudah hampir 100%, dari Rp 17,9 triliun yang ditargetkan," tutur Adnan.

Sedangkan total penyaluran uang nasional yang dilakukan BI hingga 24 Agustus mencapai Rp 54,3 triliun. Jumlah tersebut sekitar 88,5% dari target yang ditetapkan BI untuk uang beredar mencapai Rp 61,4 triliun.

Ini terdiri dari Uang Pecahan Besar Rp 47,1 triliun, dan Uang Pecahan Kecil Rp 7,2 triliun. "Dibandingkan posisi tahun lalu, realisasi Rp 54,78 triliun. Proyeksi tahun ini Rp 6,4 triliun. Jadi naik 12%. Dan cermin kemakmuran masyarakat," tambah Adnan.

Penukaran uang memang masih dominan di kota-kota pulau Jawa. Disusul kemudian Medan, Makassar dan Banjarmasin. Khusus layanan penukaran uang di IRTI, Monas BI menyediakan dana Rp 2-3 miliar per hari. Sementara perbankan yang bekerja sama dalam program ini, Rp 200-500 juta.

Sementara itu total uang yang beredar di masyarakat per kemarin mencapai Rp 367 triliun. Terdiri dari UPB Rp 335 triliun, dan UPK Rp 32 triliun.

Saat uang yang beredar di masyarakat tinggi, bank sentral pun siap melepas Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas inflasi.

"Kalau uang beredar terlalu banyak, lakukan stabilitasi dengan cara lepas SBI. Rupiah masuk dan inflasi terkendali. Kan ada parameternya," imbuhnya.

0 Response to "BI Tambah Uang Kertas dan Logam di 2011 Rp 177 Triliun"

Powered by Blogger