Banyak BPR Bangkrut Karena Pemiliknya Bermasalah

Senin, 05 Desember 2011 13:14 WIB
(Vibiznews-Banking) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia banyak yang bermasalah dan ditutup karena kelakuan buruk pemiliknya. Bank Indonesia (BI) memandang perlu sebuah aturan khusus untuk mempertegas komitmen pemiliknya.

Demikian dikatakan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution di acara Launching dan Sosialisasi Buku Generic Model Apex BPR dan Buku Model Bisnis BPR di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (5/12/2011).

"Kita memahami faktor BPR tidak maju bahkan bangkrut. Banyak BPR yang sakit kita tutup. Semakin lama kita akan semakin tegas. Karena lalai, BPR menjadi tidak bener dan malah menipu nasabah. Nanti nasabah pada lari," kata Darmin.

Menurut Darmin, BPR menjadi sakit dan ditutup sangat erat kaitannya dengan kelakukan pemiliknya. Adanya 'godaan' untuk melakukan penyelewengan menjadi hal yang kerap terjadi.

"Itu yang paling banyak. Ini godaan paling sulit di masyarakat kita," tuturnya.

Jika pemiliknya sudah melalukan tindak kecurangan dan terjadi kredit macet maka akan diciptakan kredit-kredit fiktif. "Itu awal bencana dari BPR," katanya.

Berdasarkan data BI, saat ini terdapat 1.163 BPR dengan 4.122 jaringan kantor. Total aset per Oktober sebesar Rp53,53 triliun, kredit Rp40,26 triliun dan simpanan (dana pihak ketiga) Rp36,46 triliun.

BI meluncurkan dua buku panduan bisnis dalam mendukung perkembangan industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kedua buku tersebut adalah Buku Generic Model Apex dan Model Bisnis BPR.

"Buku-buku tersebut diluncurkan sebagai referensi bagi masyarakat dan perbankan di dalam mendirikan dan juga meningkatkan layanan BPR," tambah Darmin.

Buku Generic Model Apex BPR berisi pedoman umum dalam menginisiasi pembentukan dan pelaksanaan operasional Apex BPR. Sedangkan buku Model Bisnis BPR, berisi pedoman bagi pengelolaan bisnis BPR yang sehat dan berkesinambungan.

Untuk tahap awal, buku Generic Model Apex BPR ditujukan sebagai panduan dalam pembentukan dan pelaksanaan Apex BPR bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang bertindak sebagai Apex. Hal tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut atas pencanangan program BPD Regional Champion. Selanjutnya, akan dikaji kemungkinan model Apex BPR di mana bank umum selain BPD bertindak sebagai Apex Bank.

"Kehadiran lembaga Apex merupakan bentuk sinergi yang ideal untuk bersama-sama melayani UMKM, sehingga meminimalisasi terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat antara bank umum dan BPR," kata Darmin.

Sementara buku Model Bisnis BPR diterbitkan setelah melalui pengamatan dan pembelajaran yang mendalam selama lima tahun terakhir terhadap BPR-BPR yang ada di Indonesia. BPR dinilai mampu, melewati berbagai hambatan dalam situasi keuangan dan ekonomi.

Ketangguhan tersebut dinilai bank sentral didukung oleh lima aspek, yakni aspek pemilik, aspek kinerja keuangan dan permodalan, aspek lokasi dan wilayah operasional, aspek strategis bisnis, manajemen dan kebijakan SDM, pun aspek keeratan hubungan dengan masyarakat di lingkungannya.

0 Response to "Banyak BPR Bangkrut Karena Pemiliknya Bermasalah"

Powered by Blogger